Searching...
Sabtu, 28 Desember 2013

Iro-iro Nihon no Tabemono (Bermacam-macam Masakan Jepang) - First Episod



                Mungkin selama ini yang tertanam dalam pikiran sebagian orang kita tentang makanan Jepang adalah ikan mentah, mengandung sake, dan babi, dari yang kadarnya sedikit hingga banyak. Tapi ternyata, ada yang halal juga loh, walaupun tak harus ada label halal MUI seperti di negara kita. Setidaknya tak ada sake, dan barang haram lain yang terkandung di dalamnya. Dan citarasanya pun tergolong enak menurut saya. Karena lidah saya kan tak jauh beda dengan teman-teman, lidah Indonesia. :D Nah, bagi teman-teman yang mungkin penasaran makanan khas Jepang apa saja yang telah saya cicipi selama 3 bulan ini, berikut saya kasih kronologisnya. 






1.       Takoyaki

Sumber: Pocut Shaliha Finzia
Walaupun di Aceh juga ada takoyaki, tapi pengalaman mencicipi pertama saya adalah langsung di Jepang. First impression lihat takoyaki, rasanya pasti biasa saja. Tapi setelah memakannya, ternyata maknyus sekali.  Bentuknya bulat, terbuat dari tepung dan ada irisan daging gurita di dalamnya. Taburan saus, mayonaise, katsuobushi (irisan ikan kayu) dan serbuk nori (rumput laut) di atasnya makin menambah rasa gurihnya. Hingga sekarang pun takoyaki masih jadi menu favorit. Ini dia takoyaki pertama yang saya nikmati di Maruoka Old Castle Festival bersama teman-teman foreigner lainnya. Harganya satu mangkok 500 yen, ada yang dijual siap saji hanya dengan harga 300 yen, biasanya di supermarket.
2.       Mie Udon
Sumber: Pocut Shaliha Finzia
Mie halal pertama yang saya kenal. Biasa lah orang Aceh, lihat mie tanpa bumbu dan rempah-rempah begitu pasti mengira rasanya takkan selezat mie Aceh. Namun ternyata setelah dimakan, enak juga. Mienya tebal dan kekuning-kuningan. Disajikan bersama sup kaldu panas-panas, aburaage (sejenis tahu) atau katsuobushi, dan green onion. Harganya sekitar 200 yen. Tapi kalo yang versi instant harga bisa lebih murah setengahnya, cuma 100 yen.
3.       Mie Soba
Tak sempat dokumentasi saat makan, jadi, sumber: dari Internet
Yang ini juga halalan thayyiban, jika dimakan dengan aburaage  dan kakiage (mirip bakwan). Soalnya ada pula yang makan dengan irisan daging itu (b*bi). Supnya hampir sama seperti sup udon, terbuat dari kaldu udang atau ikan. Mienya lebih kecoklatan dan kecil daripada udon. Harganya sekitar 350 yen. Kalo mau yang instan dan porsinya kecil, dengan modal 100 yen saja, dapat.
Kalo soba versi dingin hanya dimakan bersama sup, green onion, dan lobak.
4.       Sashimi
Sumber: Pocut Shaliha Finzia
Setelah mengikuti Festival di Maruoka Old Castle, kami serombongan foreigner diboyong ke sebuah restoran tradisional Jepang dan merayakan hasil kerja keras kami.  Perut memang sudah minta jatah sedari tadi karena menari 3 jam lebih tiada henti. Lalu beberapa makanan disuguhkan pelayan di depan saya. Ada sashimi dengan nasi dibawahnya, dilengkapi tempura juga. Kalo yang sashimi saya agak kurang suka, soalnya kebanyakan ikan mentahnya. Hanya makan setengah saja, perut sudah merasa kenyang. Sisanya teman saya yang bantu habiskan. Uniknya, orang Jepang tidak suka yang pedas-pedas, sebagai gantinya mereka menaruh wasabi, yang sebenarnya saya tidak suka. Rasanya itu kayak mint dengan konsentrasi pekat. Saya lebih suka cabai apapun itu. Harga yang ini saya tak tahu, karena ditraktir sensei yang mengajarkan tarian. Kemungkinan di atas 1500 yen, karena dihitung harga tempura juga.
5.       Tempura
Sumber: Pocut Shaliha Finzia
Tempura yang saya makan kali ini di Kyoto lebih banyak seafoodnya. Tempura itu lebih kurang seperti gorengan. Ada tiram, udang, ikan, dan beberapa sayur seperti paprika dan terong yang digoreng tepung. Dicocol dengan soyu dan dinikmati bersama salad. Dan yang bikin kenyang karena ada nasinya juga. Harganya satu porsinya 1200 yen. Sekali-kali makan mahal gak apa-apa kan? :D
6.       Sushi
Sumber: Pocut Shaliha Finzia
Setelah makan sashimi, saya agak segan makan model makanan dengan ikan atau seafood mentah lainnya. Sushi misalnya. Sempat hampir menolak ketika teman mengajak makan sushi. Apa bedanya dengan sashimi? Kalo sashimi, seafoodnya dipisahkan dengan nasi. Sedangkan sushi, setiap potongan seafoodnya digabungkan dengan nasi dan dibungkus nori. Yang paling buat saya penasaran pertama kali adalah sushi telur ikan. Saya pernah menontonnya di film Chibi Maruko Chan Live Action, dan dari ekspresinya setelah memakan itu, kelihatannya lezat sekali. Akhirnya saya memberanikan diri untuk mencoba. Ternyata memang enak, sangat enak malah. Dan yang paling mengesankan adalah ankou fish sushi. Saya bahkan memesannya sampai 2 piring. Berikut sushi yang kami makan bisa jadi pilihan untuk Anda: udang, tuna, unagi (belut) panggang, dan beberapa ikan lainnya yang saya lupa namanya. Tiap piring berisi dua sushi dengan harga 105 yen. Tebak berapa piring yang saya pesan? Lima piring! Dan masih ada satu lagi!
Nantikan di episod selanjutnya! :D

0 komentar:

Posting Komentar

 
Back to top!