Alhamdulillah, Allah berikan kesempatan kepadaku
untuk menjemput impian di Negeri favoritku. Pertama kali mendengar kabar
itu, seketika aku sujud syukur. Ada secercah
sinar kebahagiaan yang muncul dan menyelubungi hati ini. Mataku berembun, detak
jantung melaju lebih cepat. Hingga jemariku tak bisa berhenti bergetar.
Pikiranku terus membayangkan hal itu dan anehnya, perasaan dan firasat buruk
lain muncul. Aku ingin cepat-cepat pergi ke negeri itu. Takut jika ada hal lain
yang menghambat keberangkatanku. Aku bahkan takut mengendarai sepeda motor
kemanapun, membayangkan aku jatuh, kecelakaan, dan masuk rumah sakit. Atau
takut jika tiba-tiba Allah memanggilku secara tiba-tiba. Sungguh, hal itu
membuatku memohon agar Allah membiarkan aku terus hidup dan sehat agar impian
besarku ini terwujud.
Selanjutnya tak ada yang lebih giat kulakukan selain
mempersiapkan diri untuk itu. Persiapan ruhiyah, mental, dan wawasan agar aku
menjadi pribadi yang tak labil disana. Dan aku mendapati diriku senang sekali
men-browsing tempat-tempat yang wajib dikunjungi disana nanti. Atau menyusun
strategi tertentu untuk menghadapi empat musim asing sehingga semua akan terasa
menyenangkan. Juga strategi beramal ibadah agar aku tetap istiqamah di negeri dengan
mayoritas nonmuslim itu.
Dan kini, menjelang lima hari keberangkatan, rasa
kebahagiaan itu sedikit demi sedikit berkurang. Ada sedih untuk meninggalkan
rasanya. Atau sugesti bahwa aku akan sangat merindukan orang-orang suatu saat
nanti. Gelisah bahwa aku belum bisa memberikan cinta yang proporsional pada
orang-orang di sekitarku. Terluka saat membayangkan jika saja ada yang tak
merindukanku nanti. Ya, karena memang aku merasa, aku belum sempat menjadi pribadi
yang baik, berguna, dan berkesan. Dan di detik-detik inilah, aku ingin
memberikan cinta yang tertunda itu.
Untuk orang tuaku yang kasihnya tak pernah putus
walau anakmu meminta ini itu tanpa balas jasa yang berarti. Untuk kakak-kakak
dan abang-abangku, maafkan jika belum bisa menjadi adik yang baik. Memang cinta
ini sulit keluar dari lisan, namun di dalam hati ini kalian adalah penghuni
tetap untuk selamanya. Love my family so much!
Teruntuk kerabat dekat keluarga yang selalu mendongkrak
semangat. Sahabat-sahabat se-geng SAMARA yang walaupun kini jarang bertatap
rupa, namun hati kita tetap terpaut. Ukhti-ukhti shalihah se-geng halaqah dan
kajian-kajian islam, yang selalu membantu menyalakan keistiqamahan dalam
ruh ini. Teman-teman kampus yang
mengajarkan aku arti sebuah perjuangan tanpa henti. Sohib senasib kosan yang
sudah kuanggap seperti keluarga sendiri.
Juga untuk himabio, mohon maaf atas amanah yang
sedikit terlantarkan. Bimbingan belajar SSC, yang di dalamnya aku bertemu
pengajar-pengajar hebat sepanjang sejarah. Dan yang terbaru, FLP Aceh, tempat terbaruku
mengenal jiwa-jiwa penuh semangat, kekompakan, kesetiaan, dan kekeluargaan. Yang
membuatku mampu mengubah setiap uneg-uneg menjadi bentuk bernama tulisan.
Teruntuk orang-orang yang pernah berlalu lalang di kehidupanku, terima kasih! Kalian telah mengajarkanku banyak hal dan membuatku
semakin mengerti definisi hidup. Maka, maafkan jika selama ini banyak yang
hatinya tersakiti baik secara sadar ataupun tidak. Maafkan jika aku tidak
semenyenangkan dan baik seperti yang diharapkan. Tapi, jika aku boleh berkilah,
aku sedang dalam proses membentuk pribadi yang lebih mantap. In Shaa Allah!
Maka wahai teman, berdoalah sedikit untukku. Semoga
rejeki dan langkahku lapang disana. Semoga selalu istiqamah memegang prinsip
yang telah dianut. Karenanya aku selalu membayangkan kekecewaan teman-temanku
jika saja aku keluar jalur. Sungguh, mereka mengharapkan kebaikan untukku dan
aku akan menjaga itu. Dan semoga ada hal bermanfaat yang bisa digiring pulang
nanti.
Ah, setahun
itu entah lama entah tidak. Namun, apapun yang memberatkan langkahku, aku harus
tetap pergi, untuk menghidupkan cahaya mimpiku di negeri itu. Sakura, tunggu
aku, aku akan mekar bersama denganmu!
*ditulis beberapa hari yang lalu sebelum
keberangkatan
(o)
BalasHapus(h)
Wuih, udah jadi blogspot.jp sekarang. Btw baik-baik disana isra. Titip salam untuk doraemon, detektif conan, dan yang terpenting sama penjual takoyaki.
BalasHapusNaura: :)
BalasHapusAslan : hehe, siip. *apa jadinya saya ngomong sama kartun -_-
kk isra
BalasHapusku tunggu kau kembali....hehhehe
istiqamah y kk
yup, tina.. amiin..
Hapusmata ne :)
iri bacanya -_-
BalasHapusselamat adoe, beu goet2 di nanggroe gop. :D
amin, makasi bg joe..
Hapusayuk nyusul ke jepang, kita buat perkampungan Aceh disini, haha :-d